Dalam memulai sebuah bisnis ada banyak sekali hal yang harus dipikirkan dan juga dipersiapkan. Memiliki bisnis sendiri adalah impian dari banyak orang. Mungkin ukhti dan akhi adalah salah satunya. Namun, banyak orang yang belum tahu cara memulai bisnis dalam Islam.
Memulai Bisnis Dalam Islam
Islam telah mengatur segala sendi kehidupan, termasuk bagaimana cara memulai bisnis agar mendapat keberkahan. Oleh karena itu untuk menjawab hal tersebut berikut merupakan cara memulai bisnis dalam Islam.
1. Diniatkan karena Allah SWT (Lillahi Ta’ala)
Ukhti dan akhi harus meniatkan segala hal yang akan dilakukan termasuk dalam berdagang atau berbisnis karena Allah SWT. Ukhti dan akhi bisa meniru rasulullah SAW. Jadi, dasar utama Rasulullah SAW berbisnis yakni atas niat karena Allah SWT dan bukan untuk memupuk harta, mencari keuntungan sebanyak-banyaknya ataupun untuk memikat wanita. Jika ukhti dan akhi ingin seperti Rasullah SAW, maka niatkanlah bisnis ukhti dan akhi karena Allah SWT.
2. Hindari penipuan
Hal yang harus ukhti dan akhi lakukan dalam berbisnis adalah tidak melakukan penipuan. Perlu ukhti dan akhi ketahui bahwa tindakan menipu pembeli, sekecil apapun dan dalam bentuk apa saja itu tentu dilarang oleh agama. Untuk memulai bisnis usahakan juga jangan pernah pinjam uang di bank. Karena untuk menghindari riba agar bisnis lebih berkah.
3. Tidak mengambil keuntungan yang berlebihan
Ukhti dan akhi pasti pernah jumpai pebisnis yang menjual barangnya dengan harga jauh lebih mahal dari harga aslinya. Mereka berusaha mengambil laba setinggi mungkin tanpa memikirkan kondisi konsumen. Taktik seperti ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Sebaliknya, Nabi SAW selalu mengambil keuntungan sewajarnya. Intinya, tujuan Nabi berdagang bukan semata-mata mengejar keuntungan duniawi saja. Tapi juga mencari keberkahan dari Allah SWT. Hal itu juga akan membentuk mental kaya yang menjadikan diri kita cukup dengan hasil yang didapat.
4. Memegang Teguh Prinsip-Prinsip Syariah Islam
Tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah haruslah diterapkan saat memulai bisnis. Jadi, ukhti dan akhi harus tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah bagaimanapun caranya. Semakin pesatnya kemajuan jaman, prinsip-prinsip syarah dalam berbisnis memang akan semakin sulit karena berkaitan dengan kemajuan, keuntungan dan penghasilan lebih dari bisnis yang kita lakukan. Namun hal ini menjadi tantangan bagi iman ukhti dan akhi supaya senantiasa meningkatkan keimanan dan mempertahankan kehalalan suatu bisnis serta meninggalkan hal-hal yang haram.
Dengan memegang teguh prinsip-prinsip syariah, ukhti dan akhi akan terhindar dari dosa dan harta yang didapatkan akan lebih berkah tentunya. Ukhti dan akhi dilarang untuk memproduksi barang yang haram, atau menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi dan permusuhan), riba, risywah dan lainnya. Dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, memegang teguh prinsip-prinsip syariah yaitu dengan menutup aurat, menjaga pandangan, menghindari ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan.
5. Jujur mengenai produk yang dijual
Ukhti dan akhi harus jujur mengenai produk yang dijual. Saat berbisnis atau melakukan jual beli sebaiknya ukhti dan akhi jangan memberikan janji atau sumpah-sumpah berlebihan. Karena ukhti dan akhi tidak tahu apa yang akan terjadi, semua hal dapat berubah atas izin Allah SWT.
6. Bekerja keras
Bekerja keras bisa dilakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Karena totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar.
7. Saling menguntungkan kedua belah pihak
Ukhti dan akhi bisa meniru cara berbisnis Rasulullah SAW yaitu dengan mengutamakan prinsip saling menguntungkan serta suka sama suka antar pembeli dan penjual. Tidak ada yang ditutupi-tutupi dari barang dagangannya.
8. Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Menjaga ukhuwah Islamiyah sangat dianjurkan dalam Islam. Ukhti dan akhi pasti menyadari bahwa persaingan dalam berbisnis bisa saja terjadi. Namun, ukhti dan akhi perlu ingat bahwa ukhuwah Islamiyah antara sesama muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa ukhti dan akhi jaga dan pererat.
Ukhti dan akhi bisa menerapkan tips menjaga ukhuwah Islamiyah dengan menghindari hal yang akan menimbulkan ketidak harmonisan dan bahkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Dengan begitu, hubungan silaturahmi yang baik akan terus terpelihara.
9. Menghindari Syubhat
Menghindari syubhat sangat penting untuk ukhti dan akhi lakukan. Mungkin ada sebagian dari ukhti dan akhi yang belum mengerti apa itu syubhat. Ukhti dan akhi, Syubhat adalah sesuatu yang kehalalan dan keharamannya masih diragukan dan samar serta berasal dari internal maupun eksternal. Contoh dari syubhat bisa ukhti dan akhi temukan saat pemberian dari pihak luar yang terdapat indikasi memiliki kepentingan khusus di luar keprofesionalan.
Bermitra kerja atau bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum telah diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah juga termasuk ke dalam syubhat.
10. Menerapkan Etika Sebagai Seorang Muslim
Ukhti dan akhi pasti tahu bahwa di dalam agama Islam, etika dan adab sangat dijunjung tinggi. Etika dan adab tersebut juga harus diterapkan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mendapatkan keberkahan.
Memulai bisnis dalam Islam bisa menerapkan etika dan adab dalam bekerja dengan cara memilih Bahasa yang tepat saat berbicara, bertegur sapa, berpakaian, berinteraksi bergaul dengan rekan maupun klien, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan kegiatan lainnya. Etika dan akhlaq yang ukhti dan akhi terapkan itu akan menjadi perwujudan dari kesempurnaan iman dari ukhti dan akhi.
11. Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Berbisnis
Ukhti dan akhi pasti tahu bahwa setiap bisnis yang ukhti dan akhi lakukan pastinya butuh pertanggung jawaban baik di hadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia. Oleh sebab itu ukhti dan akhi haruslah menjaga keridhoan Allah.
Sekian cara memulai bisnis dalam Islam. Semoga ukhti dan akhi bisa menerapkan cara-cara tersebut dengan baik.